Wednesday 27 August 2014

I don't live to work

Aku tak pernah tahu nak jadi apa - tak pernah tetap, selalu berubah. Tapi aku impikan impak - buat sesuatu yang orang nampak. Aku mahu tulisan aku sampai pada pembaca-pembaca. Aku mahu lagu aku sampai pada pendengar-pendengar. Ya, sedari kecil aku sangat suka menulis. Tapi aku masih juga bukan seorang author atau seorang composer. Aku tak mampu berkarya dan aku kecewa.

I started questioning what am I doing in university? What did I learn in school? Everyday is a struggle - a jading one. I struggle to find my true self. Betulkah aku patut menulis? Aku cuba bermacam-macam perkara dan setiap satunya langsung tak membantu aku membuat pilihan. Aku masih tak ada jawapan.

Tapi hari ini aku bertemu sesuatu:

"A woman in Islam has got no financial obligations - The financial obligation is laid on the shoulders of the man in the family - Therefore she need not work for her livelihood. It is the duty of the father or the brother, before she is married and the duty of the husband or the son, after she is married to look after her lodging, boarding, clothing and financial aspects of her." Dr. Zakir Naik

Yang mana sangat melegakan hati. Dan aku teringat penjelasan seorang teman:

"Seorang anak dan wanita itu diminta patuh pada ayah dan suaminya kerana merekalah yang menanggung segala keperluan dan dosa kita."

Allahu, untuk apalah aku berduka cita? Aku hidup bukan untuk bekerja - itu tugas orang lelaki. So, fret no more. Hahaha

No comments:

Post a Comment